Pandemi merupakan wabah yang berjangkit serempak dimana-mana, meliputi daerah geografis yang luas (KBBI, 2021). Bulan Desember 2019 seluruh penduduk bumi dikejutkan dengan adanya virus baru, yakni Covid-19. Pandemi ini sangat berdampak pada berbagai bidang termasuk juga bidang pendidikan. Dimana, kondisi ini menjadi tantangan dalam mengembangkan kreativitas terhadap penggunaan teknologi, bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik. Situasi ini juga memaksa para pemangku kebijakan di bidang pendidikan untuk dapat menyesuaikan diri dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Di Indonesia, tenaga pendidik menggunakan beragam model dan strategi Pembelajaran Jarak Jauh selama pandemi ini, dengan mengikuti webinar menjadi istilah yang paling umum dan dapat dilakukan secara mandiri untuk mengetahui ragam sumber dan media pembelajaran. Ada suatu bahasan yang menarik mengenai apakah masih ada sarana lain bagi guru di sekolah sebagai tenaga pendidik untuk tetap dapat meningkatkan kompetensi. Apakah masih ada cara lain untuk mendapatkan informasi mengenai perancangan pembelajaran inovatif? Jawabannya tentu saja ada.
Webinar yang diselenggarakan oleh berbagai pihak tidak harus menjadi satu-satunya sumber belajar bagi guru di sekolah selama pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan masih ada sarana yang dapat diusahakan untuk peningkatan kompetensi guru. Guru hadir di sekolah dan duduk bersama sembari berdiskusi secara langsung dengan pemateri.
Jadi, seperti apa sarana yang dimaksud di atas? Inilah IHT yakni In House Training. Mengapa kegiatan tersebut harus untuk diikuti tenaga pendidik? Apakah benar membuat guru menjadi lebih semangat dan tertarik untuk mendapatkan informasi mengenai perancangan pembelajaran inovatif?
Dalam era revolusi industri 4.0, dunia pendidikan dituntut mampu membekali peserta didik keterampilan abad 21. Keterampilan abad 21 yang dimaksud adalah sikap 4C (critical thinking, communicative, collaboration, creativity) (Jannah,2020). Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis infirmasi. Informasi didapat melalui pengamatan, pengalaman, komunikasi, dan membaca. Berdasarkan uraian tersebut maka berpikir kritis merupakan proses berpikir ke arah yang lebih detail atau lebih mendalam. Berpikir kritis menuntut siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan menganalisa suatu masalah, menemukan penyelesaian masalah serta memberikan ide-ide baru yang bisa memberikan gambaran baru atas pemecahan suatu masalah.
Dalam hal ini SD Ta’miriyah Surabaya menghadirkan seorang pemateri yang sangat berkompeten dalam perancangan pembelajaran inovatif dalam kegiatan IHT. Ustadzah Duhwi Indartiningsih, M.Pd. menyampaikan materi yang sangat menarik tentang pembelajaran inovatif di SD Ta’miriyah Surabaya. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan penentuan model pembelajaran.
Pelaksanaan IHT (In House Training) dilaksanakan pada hari sabtu 18 September 2021 dan 05 November 2021. Pemaparan materi pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 September dengan Topik “Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran dengan menggunakan Metode Problem Based Learning (PBL). Selanjutnya pada pemamaparan materi kedua yakni tentang “Peningkatan Kemampuan Guru dalam mengembangkan model pembelajaran inovatif Project Based Learning (PjBL).
Akinoglu (2007) sependapat mengenai pembelajaran berbasis masalah yang menyatakan bahwa “Problem based learning is model enables the student to learn new knowledge by facing him the problem to be solved, instead of burdened contents”. Problem Based Learning mempunyai keunggulan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dan penyesuaian dengan pengetahuan baru karena membantu mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam dunia nyata (Hamruni 2012).
Made Wena (dalam Lestari, 2015: 14) menyatakan bahwa model Project Based Learning adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek. Pada model PjBL peserta didik tidak hanya memahami konten, tetapi juga menumbuhkan keterampilan pada peserta didik bagaimanan berperan di masyarakat. Keterampilan yang ditumbukan dalam PjBl diantaranya keterampilan komunikasi dan presentasi, keterampilan manajemen organisasi dan waktu, keterampilan penelitian dan penyelidikan, keterampilan penilaian diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan kepemimpinan, dan pemikiran kritis.
Kegiatan In House Training ini seyogyanya diikuti bagi guru di sekolah. Apabila guru dan kepala sekolah di seluruh tanah air didukung penuh dalam setiap kegiatan peningkatan kompetensi dengan berbagai ragam model pembelajaran yang inovatif, Alhasil dapat pula mencetak generasi emas bangsa Indonesia yang selalu up to date dan memiliki keterampilan abad 21.
Referensi:
Akinoglu, O & R. O. Tandogan. 2007. The Effects of Problem Based Active Learning in Science Education on Students’ Academic Achievement, Atitude and Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. Vol 3 No. 1.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Jannah, Roudlotul. 2020. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD degan Strategi Problem Posing untuk melatih Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik pada Materi Reaksi Redoks. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol. 14. Nol 2
Lestari, Tutik. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar menyajikan Contoh-Contoh Ilustrasi Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning dan Metode Pembelajaran Demonstrasi Bagi Siswa Kelas XI Multimedia SMK Muhammadiyah Wonosari. Skripsi. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Made Wena (dalam Lestari, 2015: 14) menyatakan bahwa model Project Based Learning adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek.
-RJ-